|
Logo Kabupaten Sumedang |
Sebagai Putra daerah saya ingin memperkenalkan kota kelahiran saya, yaitu Kabupaten Sumedang. Mengingat sebentar lagi Bang Admin akan pulang kampung ada baiknya memperkenalkan lebih dulu ada apa saja sih di Kabupaten Sumedang, barangkali ada diantara anda yang ingin mengisi liburan panjang nanti (Liburan Idul Fitri) ke Kota Sumedang.
Sumedang berasal dari
dua kata yaitu Insun yang berarti saya, dan Medal yang berarti lahir. Pada masa
kejayaannya, kerajan Sumedang Larang sangat luas yaitu Jawa Barat dikurangi
Kesultanan Cirebon dan Banten. Kabupaten sumedang merupakan salah satu kabupaten di Propinsi
Jawa Barat yang terletak pada 107°44` - 160°30` Bujur Timur dan 6°36` - 7°2`
Lintang Selatan. Jarak terjauh dari arah Barat - Timur 53 Km dan Utara Selatan
51 Km, dengan batas administrasi sabagai berikut :
Sebelah
Utara
: Kabupaten Indramayu
Sebelah Selatan :
Kabupaten Bandung dan Garut
Sebelah Barat
: Kabupaten Bandung dan Subang
Sebelah Timur
: Kabupaten Majalengka
Kabupaten
Sumedang secara geografis merupakan wilayah yang strategis, karena jarak ke
pusat kota Bandung yang menjadi ibu kota Propinsi relatif pendek (45 Km), dan
berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Bandung. Dengan demikian sebagian
fungsi kota Bandung ditampung di wilayah Kabupaten Sumedang seperti pemukiman.
Industri, pendidikan dan pertanian sebagai penyedia bahan pangan.
Iklim di
Kabupaten Sumedang termasuk tipe Iklim C menurut Schmidth dan Ferguson,
sedangkan curah hujan rata-rata pada tahun 1996 tercatat 2.301 mm dengan 129
hari hujan per tahun.
Tofografi
Kabupaten Sumedang bervariasi dari dataran di bagian Utara sampai berbukit di
bagian Selatan dan Barat, Tinggi tempat diatas permukaan diatas permukaan laut
berkisar antara 36 - 1500 m dpl. Dengan
topografi berbukit dan kemiringan tanah yang sangat bervariasi dan sangat
dimungkinkan terdapatnya lahan kritis yang cukup luas. Dengan kondisi
kemiringan tanah diatas, hasil indentifikasi kepekaan tanah terhadap erosi pada
tahun 1996 :
Peka 3.946,90 Ha = 2,61 %
Agak Peka 13.793,29 Ha =
9,06%
Tidak Peka 134.461,79 Ha =
88,33 %
Potensi Unggulan Sumedang
A. Kesenian
1. Kuda Renggong
Yang menciptakan seni kuda
renggong yaitu Sipan, dari desa Cikurubuk, Kecamatan Buahdua, Kabupaten
Sumedang. Pada awalnya secara tidak disengaja, yaitu sekitar tahun 1910-an Daya tarik yang terdapat
dalam atraksi seni kuda renggong, antara lain keterampilan gerak Sang Kuda
melakukan gerakan gerakan kaki, kepala dan badan mengikuti irama musik yang
mengiringinya. Hewan yang pandai menari, bergoyang, dan bersilat telah
menjadi bagian dari upacara penyambutan tamu kehormatan, mulai dari bupati,
gubernur sampai mentri dan pejabat lainnya. (Sumber foto : wisatalembang.com).
2. Seni tari
Atraksi Seni Tari yang ada di Kabupaten
Sumedang terdiri dari berbagai jenis seni tari, yaitu :
2.1. PANCAWARNA
Tarian ini menggambarkan
tentang seseorang yang (baru) telah mendapatkan ilmu kesempurnaan hidup.
2.2. JAYENGRANA
Asal kata dari Jaya ing rana.
Sebuah tarian yang menggambarkan kegembiraan Raja Amir Hamzah ketika ditolong
oleh dua putri cantik: Dewi Sirtupulati dan Ratu Sudarawerti untuk dapat
melepaskan diri dari tahanan Raja Banu.
2.3. SURANINGPATI
2.4. GANDAMANAH
Menggambarkan seorang patriot
bangsa yang memiliki sikap tidak angkuh dan sombong. Ibarat ilmu padi makin
berisi makin merunduk.
2.5. GATOTGACA GANDRUNG
Sebuah tarian yang
menggambarkan ketika Gatotgaca cinta kepada Dewi Pergiwa Pergiwati. Tampaknya
akibat mabuk kepayang sehingga Gatotgaca lengah. Dalam kondisi psikologis
seperti ini maka dimanfaatkan oleh buta cakil untuk menyerangnya dengan
leluasa.
Namun demikian, berkat
kekuatan dan keampuhan ilmu yang dimilikinya, Gatotgasa bisa tetap unggul dalam
pertarungan. (Sumber Gambar : dwpkbrikl.multiply.com).
2.6. IBING SERIMPI
Menggambarkan lima orang
putri di bawah pimpinan Nyi Mas Gilang Kencana ketika mengawal Prabu Geusan
Ulun dan Permasurinya Nyi Mas Gedeng Waru terjadi clsh dengan pasukan Cirebon.
2.7. TOPENG KELANA
Menggambarkan Sang Dewi Sekar
Kendoja berjuang menolong suaminya Rd. Gagak Pranda ketika menghadapi jurit
dengan Barun.
2.8. Tarawangsa
Tarawangsa merupakan kesenian
dari Kecamatan Rancakalong Kabupaten Sumedang. Pada awalnya Tarawangsa dilakukan setelah panen
sebagai ucapan terima kasih pada DEWI SRI. sedangkan sekarang tarawangsa
dilakukan kapan saja pada acara selamatan atau syukuran. Alat Instrumen yang
digunakan pada tarawangsa berupa sebuah kecapi dan sebuah rebab. Penari
biasanya sampai tidak sadarkan diri (kemasukan roh). (Sumber foto : antarafoto.com).
2.9. Rengkong
Tarian ini biasanya dilakukan setelah panen,
sebagai rasa terima kasih kepada Dewi Sri. Selesai panen padi itu dahulu
merupakan geugeusan = diikat) dibawa ke suatu tempat yang menjadi milik
kepentingan bersama seperti Balai Desa atau Lumbung Desa. Iringan iringan itu
didahului dengan membawa umbul-umbul kemudian disusul dengan pikulan yang
merupakan iringan rengkong. Untuk keperluan itu, pikulan dibuat dari batang
bambu yang diatur sehingga bila di gerakan setelah digantungi padi, maka
dengan adanya gesekan tali kepada batang bambu itu menimbulkan suara yang
berirama. makin banyak memikul makin meriah rengkng itu. Barisan rengkong di susul
oleh pembawa alat-alat tatanen, dan paling belakang barisan angklung dan dogdog
jojor.Tabuhan itulah yang paling memeriahkan suasana. Sesampainya di tempat
yang dituju, barisan angklung dan dogdog.
2.10. Tayub
Melihat asal-usulnya, tarian tayub muncul dari
kalangan menak. Tetapi, sekarang bukan hanya para menak yang boleh menari dalam
tayuban. Dahulu, menurut Enoch Atmadibrata, alasan tayuban disukai karena
memperebutkan para penari yang disebut ronggeng. “Sayangnya, banyak kejadian
yang menyinggung kesusilaan, misalnya berani menyelipkan uang ke dada ronggeng
atau menggigit uang sambil berharap diterima oleh sang ronggeng dengan digigit
lagi, tapi hal seperti itu sekarang tidak ada lagi. Tarian ini mengungkapkan
kegembiraan.Gerakannya merupakan improvisasi. Secara spontanitas, penari tayub
bisa menciptakan improvisatoris, tapi tetapsesuai dengan musik pengiring.
Tarian tayub bisa dijadikan sebagai ajang
silaturahmi. Artinya, tarian tayub bukan tampilan tari yang memisahkan penonton
dengan yang ditontonnya.Dalam tayub semua yang ada (para hadirin) bisa ikut
menari walaupun sebenarnya tidak bisa. Dalam tarian tayub ada hal yang
menyerupai tarian ketuk tilu., yaitu menghibur, penonton yang menari sambil
ikut menari. Perbedaannya dalam prakteknya dan perlengkapan lainnya.Gerakannya
merupakan improvisasi. Ada yang menyebutkan bahwa tarian tayub berasal dari
tarian silaturahmi di kalangan para menak, sedangkan ketuk tilu di kalangan
rakyat biasa.Ada yang menyebutkan bahwa tarian tayub berasal dari tarian silaturahmi
di kalangan para menak, sedangkan ketuk tilu di kalangan rakyat biasa.
3. kecapi suling
Seni Kecapi Suling merupakan suatu kesenian
tradisional dan merupakan salah satu ciri kahs kesenian Sumedang, dimana sesuia
dengan namanya kesenian ini menggunakan alat kesenian dengan sebuah Kecapi dan
Suling yang mengiringi penyanyi. (Sumber Gambar : jejey87.wordpress.com).
B. Objek Wisata
1. Cadas Pangeran
Bila memasuki kota Sumedang
dari arah Bandung, pasti akan melewati Jalan Cadas Pangeran. Gugusan Gunung
Batu yang dipisahkan oleh tebing yang curam dan terjal setinggi kurang lebih
150 m, telah menyimpan sejarah yang paling buram dan pahit. Ribuan rakyat
Sumedang dihujani paksaan Belanda, dikenal dengan istilah kerja rodi (kerja
siksaan) untuk membobok gunung batu sebagai terwujudnya poros jalan Anyer -
Panarukan sebagaimana dicitacitakan Gubernur Jendral Herman Wiliam
Daendels. Saat ini lokasi Cadas Pangeran telah mendapat penataan, sehingga
menjadi simpul wisata Kabupaten Sumedang, dimana suasana yang seram telah
menjadi mengesankan dan ramah. (Sumber Gambar : sakgoni.blogspot.com).
2. Makam Coet Nyak Dhien
Ada beberapa makam yang bersejarah yaitu :
Makam Tjoet Nyak Dhien, Dayeuh Luhur, Prabu Gajah Agung, dan Marongge yang
kesemuanya menyimpan sejarahnya masih-masing. Tjoet Nyak Dhien adalah pejuang
wanita dari tanah Rencong Aceh terkenal paling keras menentang dominasi
Kolonial Belanda, dan pada tahun 1906 tertanggkap oleh Belanda dan dibuang ke
Sumedang. Beliau wafat pada tanggal 6 Nopember 1908 dan dimakamkan di Gunung
Puyuh, letaknya tidak jauh dari Kantor Pemerintahan Sumedang. (Sumber Gambar : bangcut.blogspot.com)
3. Gunung Kunci
Bukit kecil yang ditumbuhi
tanaman pinus ternyata memiliki sejarah yang unik. Disini terdapat sebuah Goa
yang disebut GOA KOENTJI yang dibuat tahun 1917 oleh Belanda. Di dalam goa
tersebut terdapat lorong-lorong besar dan kecil yang menghubungkan kamar-kamar
yang ada di dalam goa tersebut. Goa ini digunakan selain untuk pertahanan
Belanda juga sebagai tempat tawanan dan gudang senjata.
4. Museum Prabu Geusan
Ulun
Berdirinya Museum ini atas
prakarsa Keluarga Pangeran Sumedang, didalamnya terdapat benda-benda pusaka
peninggalan leluhur Sumedang seperti Mahkota Binokasih Sanghi Pake (terbuat
dari emas murni) lambang kebesaran Raja-Raja Pajajaran, Kereta Naga Paksi
(terbuat dari besi baja dan perak dengan ukiran khas Sumedang Cirebon) yang
digunakan oleh Raja-raja Sumedang dahulu, Senjata-senjata perang Belanda masa
dulu dan benda -benda pusaka lainnya. Pada tahun 1974 nama museum ini diganti
damanya menjadi Museum Prabu Geusan Ulun, bentuk bangunan tidak mengalami
perubahan dan sangat artistik.
5. Dayeuh Luhur
ObyekWisata Ziarah, terdapat
makam leluhur Sumedang (Prabu Geusan Ulun, raja terakhir Sumedang larang, Ratu
Harisbaya sebagai istri ke tiga dan Embah Jaya Perkosa sebagai patihnya
terletak di puncak pegunungan yang keadaan alam dan udaranya masih asli dan
sejuk, berada di Desa Dayeuh luhur Kecamatan Ganeas. Prabu Jaya Perkosa
tokoh ini sangat di kenal oleh masyarakat khususnya Orang Sumedang, tokoh ini
telah membawa kebesaran Sumedang pada waktu itu ketika Sumedang
berususan/sengketa dengan kerajaan Cirebon di karenakan Putri Harisbaya. Dalam
hal ini merupakan satu ciri atau kisah tersendiri bagi masyarakat Sumedang dan
bisa di katakan suatu tanda kejayaan Sumedang yang harumnya dikarena seorang
tokoh yang sangat punya kesaktian dan andalan Sumedang Larang pada waktu itu.
Kisah Hanjuang
Eyang Jaya Perkosa sebagai senapati terakhir
sebelum runtuhnya kerajaan Pakuan Padjajaran, berhasil menyelamatkan Mahkota
Kerajaan (Binokasih) serta atribut kerajaan lainnya dan diserahkan kepada raja
Sumedang Larang dan sejak saat itu penyerahan mahkota tersebut beliau menjadi
Senapati Kerajaan Sumedang Larang. Persoalan Putri Harisbaya dengan Pangeran
Geusan Ulun menjadikan perselisihan antara Cirebon dan Sumedang Larang,
sehingga Cirebon mengirim pasukannya menyerang Kutamaya.
Namun pasukan Cirebon tidak berhasil mencapai
sasarannya karena dihadang oleh pasukan Sumedang Larang yang berada dibawah
pimpinan Senapati Eyang Jaya Perkosa.
Konon sebelum Eyang Jaya Perkosa pergi
menghadang pasukan Cirebon, beliau menanam pohon Hanjuang di Kutamaya dan
meninggalkan amanat : ” Jika Pohon hanjuang ini masih segar, menandakan aku
masih hidup dan jangan tinggalkan Kutamaya”.
Syahdan menurut cerita pada saat pertempuran,
Eyang Jaya Perkosa terpisah dari ketiga saudaranya yang turut dalam pertempuran
itu.
Salah satu dari saudaranya yang bernama
Nangganan, menduga bahwa Eyang Jaya Perkosa telah gugur dalam pertempuran
tersebut, sehingga mereka memutuskan kembali ke Kutamaya untuk menyarankan
kepada Pangeran Geusan Ulun agar memindahkan pusat Pemerintahan Sumedang Larang
dari Kutamaya ke Dayeuh Luhur sebagai basis pertahanan yang sangat strategis.
Penyerahan daerah Sindangkasih (Majalengka)
sebagai pembayaran talak kepada raja Cirebon serta perkawinan putri Harisbaya
dengan Pangeran Geusan Ulun telah mendamaikan perselisihan antara Cirebon dan
Sumedang Larang.
Senapati Eyang Jaya Perkosa yang kembali dari
medan perang menemukan Kutamaya telah di tinggalkan.Tentu saja beliau sangat
menyesalkan tindakan Pangeran Geusan Ulun dan sesampainya di Dayeuh Luhur
beliau membunuh Nangganan, saudaranya atas kesalahannya itu.
Konon kekecewaan Eyang Jaya Pekosa yang
sebenarnya adalah harapan untuk mengembalikan kebesaran dan kejayaan Kerajaan
Pakuan Padjajaran melalui kerajaan Sumedang Larang telah gagal.
Sementara pohon Hanjuang yang ditanam oleh
Eyang Jaya Perkosa sampai saat ini masih tumbuh subur di Kutamaya (ds. Padasuka
Kecamatan Sumedang Utara).
Dendam dan kebencian terhadap musuh juga
diisyaratkan kepada keturunannya kelak apabila berziarah ke makamnya dilarang
berpakaian BATIK yang menurut pendapatnya sebagai ciri khas pakaian
musuh-musuhnya.
Sumber : Babad Sumedang, Waruga Jagat.
(Sumber Gambar : geolocation.ws).
6. Marongge
Tempat makam tilemnya Embah Gabug dan
saudara-saudaranya/adiknya yaitu : Embah Setayu, Embah Naibah dan Embah Naidah.
Menurut cerita ke-4 (empat) putri ini sangat cantik tatkala banyak
orang/raja-raja pada waktu itu yang ngin mempersuntingnya karena ke-4 (empat)
putri itu sangat cantik, namun selalu gagal karena mereka tidak sanggup mengalahkan
kesaktian Embah Gabug. Obyek Ziarah Marongge terletak di Desa Marongge
Kecamatan Tomo, jaraknya ± 4 km dari Jalan Raya Bandung Cirebon. Setiap saat
banyak dikunjungi terutama pada Jum’at keliwon dengan maksud dan tujuannya
untuk meminta barokah dari Embah Gabug dan saudara-saudaranya
7. Situs Tembong Agung
Kerajaan Tembong Agung yang pusat Pemerintahannya di Leuwi
Hideung (Ds. Leuwi, Hideung Kc. Darmaraja) masa itu berada di bawah kekuasaan
Prabu Guru Aji Putih (1472 M - 1482 M) merupakan cikal bakal Kerajaan Sumedang
Larang. Di kampung Kondang, Desa Muhara/Leuwi Hideung kecamatan Darmaraja dapat
ditemukan petilasan Kerajaan Tembong Agung, berupa pohon Kiara Bunut. Konon
pohon ini terletak di tengah Alun-alun Kerajaan dan diperkirakan telah berusia
600 tahun. Situs ini akan terendam Jika Pembangunan Waduk Jati Gede Selseai
dibangun.
8. Gunung Tampomas
Gunung Tampomas merupakan
gunung tertinggi diKabupaten Sumedang pemandangan yang indah dan gunung ini
masih tetap alami dan merupakan tempat mendaki bagi yang hoby berpetualang naik
gunug. Konon di Tempat ini pernah dipakai peristirahatan (semedi/paseban)
Prabu Siliwangi Raja Pakuan Padjajaran. (Sumber Gambar : Kaskus).
9. Curug
Cipongkor
Curug Cipongkortak kurang
punya rasa indah dari kekayaan alam yang dianugrahkan oleh tuhan yang bisa
memberi kesan menentramkan bagi manusia yang mengunjungi air terjun sangat
menarik serta lingkungan alam sekitarnya yang masih alami.Wilayah ini masih
dikatakan masih terjaga kelestrarian alamnya sehinga sangat menarik bagi
pengunjung. Untuk menuju ke lokasi ini harus berjalan kaki sepanjang 3 km.
Lokasinya terletak di Desa Ciberang kecamatan Sumedang Selatan.
10. Gunung Lingga
Obyek Wisata terletak di Desa
Cimarga Kecamatan Cisitu, . Di sini terdapat makam/petilasan Prabu Tajimalela.
Prabu Tajimalela adalah Raja Sumedang Larang yang ke dua letaknya di puncak
pegunungan yang keadaan alam dan udaranya masih asli dan sejuk dari tempat ini
kita dapat melihat jauh ke sebelah barat laut akan terlihat wilayah Kecamatan
Darmaraja yang konon tempat Ibu Kota Kerajaan Sumedang Larang yang pertama kali
didirikan oleh Ayahanda Prabu Tajimalela yaitu Prabu Guru Aji
Putih. Peninggalan dari Prabu Tajimalela adalah situs batuan menhir yang
terdapat dipuncak Gunung Lingga, desa Cimarga, kecamatan Cisitu. Di tempat ini
Prabu Tajimalela NGAHYANG atau menghilang setelah takhta kerajaan Sumedang
Larang diwariskan kepada putranya yang bernama Prabu Gajah Agung. Petilasan ini
terletak di Gunung Lingga Desa Cinarga Kecamatan Cisitu, jaraknya ± 12 km dari
Ibu kota Kecamatan dengan menggunakan kendaraan bak terbuka, dan untuk menempuh
lebih lanjut harus berjalan kaki dari Cimarga dengan menempuh jarak 2 km.
11. Cipantenen
Kolam Renang Alam yang sudah
di modipikasi dengan dilengkapi oleh sarana penunjang lainnya, sehingga sangat
cok untuk tempat rekreasi. Obyek wisata Alam ini tempatnya terletak di Desa
Licin kurang lebih satu kilometer dari Ibu Kota Kecamatan Cimalaka. Lokasi
tempat berhibur ini sangat mudah dukunjungi karena kendaraan umum banyak yang
melewati pada areal pemandian Alam ini. Dari arah terminal Ciakar Sumedang anda
hanya naik satu kali dengan kendaraan umum untuk mencapai lokasi Pemandian ini. (Sumber Gambar : storitie.wordpress.com).
12. Curug Sindulang
Di Sumedang terdapat 5 buah
curug yaitu: Curug Sindulang, Curug Cipongkor, Curug Sabuk, Curug Cibuluh dan
Curug Tirta Buana. Kesemua curug tersebut mempunyai keistimewaan masing-masing
sebagai daya tarik tersendiri. Curug Sindulang merupakan curug kembar yang
berketinggian kurang lebih 30 m, dengan hawanya yang sejuk dan pemandangan alam
yang indah. Curug sindulang terletak di Desa Sindulang
Kecamatan Cimanggung, dapat dilalui kendaraan. Akan lebih mudah ditempuh
apabila menggunakan lintas jalan Cicalengka (Bandung) dengan jurusan Cicalengka
Leuwiliang.
13. Cipanas Conggeang
Cipanas Conggeang merupakan
objek wisata Air Panas yang terletak di Desa Sekarwangi Kecamatan Buahdua
dengan jarak kurang lebih 18 Km dari kota Sumedang. Objek wisata Air Panas ini
mempunyai khasiat bagi penyembuhan penyakit kulit, sering didatangi pengunjung
untuk berobat sekalian menikmati kesejukan iklimnya dan keindahan
pemandangannya. Untuk para penginap telah disediakan Cottage dan kamar mandi
air panas.
14. Kampung Toga
Kampung Toga terletak di desa
Sukajaya Kecamatan Sumedang Selatan. Kampung Togamerupakan tempat untuk
melepaskan lelah yang disekelilingnya dipenuhi dengan tumbuhan obat-obatan dari
sana kita bisa memandang kota sumedang.
C. POTENSI
UNGGULAN LAINNYA
1. Ubi Cilembu
Ubi jalar Nirkum merupakan salah
satu komoditas pertanian yang dijadikan produk unggulan. Ubi jalar ini memiliki
rasa yang khas (manis, legit) itu hanya ada di desa Cilembu Kecamatan
Tanjungsari bersebelahan dengan lokasi Perguruan Tinggi Jatinangor. Sehingga
terkenal dengan sebutan UBI CILEMBU. Areal tanaman yang cocok untuk ubi
jalar nirkum di Desa Cilembu saat ini sekitar 100 Ha. Dimana setiap hektar
lahan, hanya mampu menghasilkan ubi sebanyak 10 ton dengan lokasi berada di 4
blok yaitu Blok Sawah Lebak, Citiali, Sawah Lega dan Sawah Legok. Sedangkan
permintaan perharinya hampir mencapai 23,78 ton. (Sumber Gambar : azizahfathia.blogspot.com).
2. Salak Bongkok
Salak Mukti dari desa Bongkok
yang berbatasan antara Kecamatan Paseh dan Conggeang dilihat dari segi rasa
lebih bervariasi, ada rasa manis, asem manis, asem dan kesat. Pada umumnya
Salak Bongkok banyak dijual di pinggir jalan Negara antara Kecamatan Paseh dan
Kecamatan Cimalaka ataupun di tempat lokasi ke arah Conggeang sekitar 2 Km.
3. Tahu Sumedang
Jenis makanan yang sangat
menonjol dan telah dikenal di pulau jawa adalah Tahu Sumedang yang terbuat dari
kacang kedele dengan campuran yang khas Sumedang. Pedagang tahu matang di Kota
Sumedang cukup banyak yaitu sekitar 12 pedagang yang ternama. Home
industri pembuat tahu mempunyai potensi yang cukup baik untuk dikembangkan dan
ditingkatkan ke arah pabrikan. (Sumber Gambar : akharnamah.blogspot.com).
4. Sale
Jenis makanan yang sangat
menonjol dan telah dikenal di pulau jawa adalah Tahu Sumedang yang terbuat dari
kacang kedele dengan campuran yang khas Sumedang. Pedagang tahu matang di Kota
Sumedang cukup banyak yaitu sekitar 12 pedagang yang ternama. Home
industri pembuat tahu mempunyai potensi yang cukup baik untuk dikembangkan dan
ditingkatkan ke arah pabrikan.
5. Ukiran Kayu
Ukiran dan lukisan pada kayu
di Kabupaten Sumedang menjadi salah satu komoditas yang unik serta mempunyai
ciri khas tersendiri. Ukiran pada kayu ini tidak terbatas pada perabotan
rumah tangga saja tapi juga pada sarana bangunan perkantoran dan
perumahan. Sampai saat ini pasaran ukiran kayu ini selain di dalam negi
juga sudah dipasarkan ke manca negara patung Asmat pun sudah dapat dibuat
disini.
6. Senapan Angin
Senjata seperti bedil, pistol
dan sebagainya, merupakan sarana perang yang umumnya dimiliki kalangan militer.
Akan tetapi bagi pengrajin sarana tersebut telah menjadi dasar intuisi terhadap
kelahiran Kerajinan Senapan Angin, sebagai sarana olah raga atau olah raga
menembak. Potensi industri kerajinan tersebut paling menonjol di daerah
Cipacing Kecamatan Cikeruh. Jarak dari kota Bandung kurang lebih 17 Km, dari kota
Sumedang berjarak 28 Km. Hasil produksi tersebut telah menjamah ke setiap kota
di tanah air, bahkan diekspor ke luar negeri. (Sumber Gambar : jatinangorku.com).