1. SEJARAH SINGKAT
Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus
untuk diambil telurnya. Asal mula ayam unggas adalah berasal dari ayam hutan
dan itik liar yang ditangkap dan dipelihara serta dapat bertelur cukup banyak.
Tahun demi tahun ayam hutan dari wilayah dunia diseleksi secara ketat oleh para
pakar. Arah seleksi ditujukan pada produksi yang banyak, karena ayam hutan tadi
dapat diambil telur dan dagingnya maka arah dari produksi yang banyak dalam
seleksi tadi mulai spesifik. Ayam yang terseleksi untuk tujuan produksi daging
dikenal dengan ayam
broiler, sedangkan untuk produksi telur dikenal dengan ayam petelur. Selain itu,
seleksi juga diarahkan pada warna kulit telur hingga kemudian dikenal ayam petelur putih dan ayam petelur cokelat.
Persilangan dan seleksi itu dilakukan cukup lama hingga menghasilkan ayam
petelur seperti yang ada sekarang ini. Dalam setiap kali persilangan, sifat
jelek dibuang dan sifat baik dipertahankan (“terus dimurnikan”). Inilah yang
kemudian dikenal dengan ayam
petelur unggul.
Menginjak awal tahun 1900-an, ayam liar itu tetap pada tempatnya
akrab dengan pola kehidupan masyarakat dipedesaan. Memasuki periode 1940-an,
oran mulai mengenal ayam lain selain ayam liar itu. Dari sini, orang mulai
membedakan antara ayam orang Belanda (Bangsa Belanda saat itu menjajah
Indonesia) dengan ayam liar di Indonesia. Ayam liar ini kemudian dinamakan ayam lokal yang kemudian
disebut ayam kampung karena keberadaan ayam itu memang di pedesaan. Sementara ayam
orang Belanda disebut dengan ayam
luar negeri yang kemudian lebih akrab dengan sebutan ayam negeri (kala itu masih
merupakan ayam negeri galur
murni). Ayam semacam ini masih bisa dijumpai di tahun 1950-an yang
dipelihara oleh beberapa orang penggemar ayam. Hingga akhir periode 1980-an,
orang Indonesia tidak banyak mengenal klasifikasi ayam. Ketika itu, sifat ayam
dianggap seperti ayam kampung saja, bila telurnya enak dimakan maka dagingnya
juga enak dimakan. Namun, pendapat itu ternyata tidak benar, ayam negeri/ayam ras ini ternyata
bertelur banyak tetapi tidak enak dagingnya.
Ayam yang pertama masuk dan mulai diternakkan pada periode ini
adalah ayam ras petelur white
leghorn yang kurus dan umumnya setelah habis masa produktifnya. Antipati
orang terhadap daging ayam ras cukup lama hingga menjelang akhir periode
1990-an. Ketika itu mulai merebak peternakan ayam broiler yang memang khusus
untuk daging, sementara ayam petelur dwiguna/ayam petelur cokelat mulai
menjamur pula. Disinilah masyarakat mulai sadar bahwa ayam ras mempunyai
klasifikasi sebagai petelur handal dan pedaging yang enak. Mulai terjadi pula
persaingan tajam antara telur dan daging ayam ras dengan telur dan daging ayam
kampung. Sementara itu telur ayam ras cokelat mulai diatas angin, sedangkan
telur ayam kampung mulai terpuruk pada penggunaan resep makanan tradisional
saja. Persaingan inilah menandakan maraknya peternakan ayam petelur.
Ayam kampung memang bertelur dan dagingnya memang bertelur dan
dagingnya dapat dimakan, tetapi tidak dapat diklasifikasikan sebagai ayam
dwiguna secara komersial-unggul. Penyebabnya, dasar genetis antara ayam kampung
dan ayam ras petelur dwiguna ini memang berbeda jauh. Ayam kampung dengan
kemampuan adaptasi yang luar biasa baiknya. Sehingga ayam kampung dapat
mengantisipasi perubahan iklim dengan baik dibandingkan ayam ras. Hanya
kemampuan genetisnya yang membedakan produksi kedua ayam ini. Walaupun ayam ras
itu juga berasal dari ayam liar di Asia dan Afrika.
2. SENTRA PERIKANAN
Ayam
telah dikembangkan sangat pesat di setiapa negara. Sentra peternakan ayam
petelur sudah dijumpai di seluruh pelosok Indonesia terutama ada di Pulau Jawa
dan Sumatera, tetapi peternakan ayam telah menyebar di Asia dan Afrika serta
sebagian Eropa.
3. JENIS
Jenis ayam petelur dibagi menjadi dua tipe:
1) Tipe
Ayam Petelur Ringan.
Tipe ayam
ini disebut dengan ayam petelur putih. Ayam petelur ringan ini mempunyai badan
yang ramping/kurus-mungil/kecil dan mata bersinar. Bulunya berwarna putih
bersih dan berjengger merah. Ayam ini berasal dari galur murni white leghorn. Ayam galur ini sulit dicari, tapi ayam
petelur ringan komersial banyak dijual di Indonesia dengan berbagai nama.
Setiap pembibit ayam petelur di Indonesia pasti memiliki dan menjual ayam
petelur ringan (petelur putih) komersial ini. Ayam ini mampu bertelur lebih
dari 260 telur per tahun produksi hen
house. Sebagai petelur, ayam tipe ini memang khusus untuk bertelur saja
sehingga semua kemampuan dirinya diarahkan pada kemampuan bertelur, karena
dagingnya hanya sedikit. Ayam petelur ringan ini sensitif terhadapa cuaca panas
dan keributan, dan ayam ini mudah kaget dan bila kaget ayam ini produksinya
akan cepat turun, begitu juga bila kepanasan.
2) Tipe
Ayam Petelur Medium.
Bobot
tubuh ayam ini cukup berat. Meskipun itu, beratnya masih berada di antara berat
ayam petelur ringan dan ayam broiler. Oleh karena itu ayam ini disebut tipe
ayam petelur medium. Tubuh ayam ini tidak kurus, tetapi juga tidak terlihat
gemuk. Telurnya cukup banyak dan juga dapat menghasilkan daging yang banyak.
Ayam ini disebut juga dengan ayam tipe dwiguna. Karena warnanya yang cokelat,
maka ayam ini disebut dengan ayam petelur cokelat yang umumnya mempunyai warna bulu
yang cokelat juga. Dipasaran orang mengatakan telur cokelat lebih disukai
daripada telur putih, kalau dilihat dari warna kulitnya memang lebih menarik
yang cokelat daripada yang putih, tapi dari segi gizi dan rasa relatif sama.
Satu hal yang berbeda adalah harganya dipasaran, harga telur cokelat lebih
mahal daripada telur putih. Hal ini dikarenakan telur cokelat lebih berat
daripada telur putih dan produksinya telur cokelat lebih sedikit daripada telur
putih. Selain itu daging dari ayam petelur medium akan lebih laku dijual
sebagai ayam pedaging dengan rasa yang enak.
4. MANFAAT
Ayam-ayam
petelur unggul yang ada sangat baik dipakai sebagai plasma nutfah untuk
menghasilkan bibit yang bermutu. Hasil kotoran dan limbah dari pemotongan ayam
petelur merupakan hasil samping yang dapat diolah menjadi pupuk kandang, kompos
atau sumber energi (biogas). Sedangkan seperti usus dan jeroan ayam dapat
dijadikan sebagai pakan ternak unggas setelah dikeringkan. Selain itu ayam
dimanfaatkan juga dalam upacara keagamaan.
5. PERSYARATAN LOKASI
1) Lokasi
yang jauh dari keramaian/perumahan penduduk.
2) Lokasi
mudah dijangkau dari pusat-pusat pemasaran.
3) Lokasi
terpilih bersifat menetap, tidak berpindah-pindah.
6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
6.1.
Penyiapan Sarana dan Peralatan
1) Kandang
Iklim
kandang yang cocok untuk beternak ayam petelur meliputi persyaratan temperatur
berkisar antara 32,2-35 derajat C, kelembaban berkisar antara 60-70%,
penerangan dan atau pemanasan kandang sesuai dengan aturan yang ada, tata letak
kandang agar mendapat sinar matahari pagi dan tidak melawan arah mata angin
kencang serta sirkulasi udara yang baik, jangan membuat kandang dengan
permukaan lahan yang berbukit karena menghalangi sirkulasi udara dan
membahayakan aliran air permukaan bila turun hujan, sebaiknya kandang dibangun
dengan sistem terbuka agar hembusan angin cukup memberikan kesegaran di dalam
kandang.
Untuk kontruksi kandang tidak harus dengan bahan yang mahal, yang
penting kuat, bersih dan tahan lama. Selanjutnya perlengkapan kandang hendaknya
disediakan selengkap mungkin seperti tempat pakan, tempat minum, tempat air,
tempat ransum, tempat obat-obatan dan sistem alat penerangan.
Bentuk-bentuk
kandang berdasarkan sistemnya dibagi menjadi dua: a) Sistem kandang koloni,
satu kandang untuk banyak ayam yang terdiri dari ribuan ekor ayam petelur; b)
Sistem kandang individual, kandang ini lebih dikenal dengan sebutan cage. Ciri dari kandang ini adalah pengaruh individu di dalam kandang
tersebut menjadi dominan karena satu kotak kandang untuk satu ekor ayam.
Kandang sistem ini banyak digunakan dalam peternakan ayam petelur komersial.
Jenis
kandang berdasarkan lantainya dibagi menjadi tiga macam yaitu: 1) kandang
dengan lantai liter, kandang ini dibuat dengan lantai yang dilapisi kulit padi,
pesak/sekam padi dan kandang ini umumnya diterapkan pada kandang sistem koloni;
2) kandang dengan lantai kolong berlubang, lantai untuk sistem ini terdiri dari
bantu atau kayu kaso dengan lubang-lubang diantaranya, yang nantinya untuk
membuang tinja ayam dan langsung ke tempat penampungan; 3) kandang dengan
lantai campuran liter dengan kolong berlubang, dengan perbandingan 40% luas
lantai kandang untuk alas liter dan 60% luas lantai dengan kolong berlubang
(terdiri dari 30% di kanan dan 30% di kiri).
2)
Peralatan
a. Litter (alas lantai)
Alas
lantai/litter harus dalam keadaan kering, maka tidak ada atap yang bocor dan
air hujan tidak ada yang masuk walau angin kencang. Tebal litter setinggi 10
cm, bahan litter dipakai campuran dari kulit padi/sekam dengan sedikit kapur
dan pasir secukupnya, atau hasi serutan kayu dengan panjang antara 3-5 cm untuk
pengganti kulit padi/sekam.
b. Tempat
bertelur
Penyediaan
tempat bertelur agar mudah mengambil telur dan kulit telur tidak kotor, dapat
dibuatkan kotak ukuran 30 x 35 x 45 cm yang cukup untuk 4-5 ekor ayam. Kotak
diletakkan dididing kandang dengan lebih tinggi dari tempat bertengger,
penempatannya agar mudah pengambilan telur dari luar sehingga telur tidak pecah
dan terinjak-injak serta dimakan. Dasar tempat bertelur dibuat miring dari
kawat hingga telur langsung ke luar sarang setelah bertelur dan dibuat lubah
yang lebih besar dari besar telur pada dasar sarang.
c. Tempat
bertengger
Tempat
bertengger untuk tempat istirahat/tidur, dibuat dekat dinding dan diusahakan
kotoran jatuh ke lantai yang mudah dibersihkan dari luar. Dibuat tertutup agar
terhindar dari angin dan letaknya lebih rendah dari tempat bertelur.
d. Tempat
makan, minum dan tempat grit
Tempat
makan dan minum harus tersedia cukup, bahannya dari bambu, almunium atau apa
saja yang kuat dan tidak bocor juga tidak berkarat. Untuk tempat grit dengan
kotak khusus.
6.2.
Penyiapan Bibit
Ayam
petelur yang akan dipelihara haruslah memenuhi syarat sebagai berikut, antara
lain:
a) Ayam
petelur harus sehat dan tidak cacat fisiknya.
b)
Pertumbuhan dan perkembangan normal.
c) Ayam
petelur berasal dari bibit yang diketahui keunggulannya.
Ada
beberapa pedoman teknis untuk memilih bibit/DOC (Day Old Chicken) /ayam umur sehari:
a) Anak
ayam (DOC ) berasal dari induk yang sehat.
b) Bulu
tampak halus dan penuh serta baik pertumbuhannya .
c) Tidak
terdapat kecacatan pada tubuhnya.
d) Anak
ayam mempunyak nafsu makan yang baik.
e) Ukuran
badan normal, ukuran berat badan antara 35-40 gram.
f ) Tidak
ada letakan tinja diduburnya.
1) Pemilihan
Bibit dan Calon Induk
Penyiapan
bibit ayam petelur yang berkreteria baik dalam hal ini tergantung sebagai
berikut:
a.
Konversi Ransum.
Konversi
ransum merupakan perabandingan antara ransum yang dihabiskan ayam dalam
menghasilkan sejumlah telur. Keadaan ini sering disebut dengan ransum per
kilogram telur. Ayam yang baik akan makan sejumlah ransum dan menghasilkan
telur yang lebih banyak/lebih besar daripada sejumlah ransum yang dimakannya.
Bila ayam itu makan terlalu banyak dan bertelur sedikit maka hal ini merupakan
cermin buruk bagi ayam itu. Bila bibit ayam mempunyai konversi yang kecil maka
bibit itu dapat dipilih, nilai konversi ini dikemukakan berikut ini pada
berbagai bibit ayam dan juga dapat diketahui dari lembaran daging yang sering
dibagikan pembibit kepada peternak dalam setiap promosi penjualan bibit
ayamnya.
b.
Produksi Telur.
Produksi
telur sudah tentu menjadi perhatian. Dipilih bibit yang dapat memproduksi telur
banyak. Tetapi konversi ransum tetap utama sebab ayam yang produksi telurnya
tinggi tetapi makannya banyak juga tidak menguntungkan.
6.3.
Pemeliharaan
1) Sanitasi
dan Tindakan Preventif
Kebersihan
lingkungan kandang (sanitasi) pada areal peternakan merupakan usaha pencegahan
penyakit yang paling murah, hanya dibutuhkan tenaga yang ulet/terampil saja.
Tindakan preventif dengan memberikan vaksin pada ternak dengan merek dan dosis
sesuai catatan pada label yang dari poultry shoup.
2)
Pemberian Pakan
Untuk
pemberian pakan ayam petelur ada 2 (dua) fase yaitu fase starter (umur 0-4
minggu) dan fase finisher (umur 4-6 minggu).
a. Kualitas dan kuantitas pakan fase starter adalah sebagai
berikut:
-Kwalitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein
22-24%, lemak 2,5%, serat kasar 4%,
Kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9%, ME 2800-3500 Kcal.
-Kwantitas pakan terbagi/digolongkan menjadi 4 (empat) golongan
yaitu minggu pertama (umur 1-7 hari) 17 gram/hari/ekor; minggu kedua (umur 8-14
hari) 43 gram/hari/ekor; minggu ke-3 (umur 15-21 hari) 66 gram/hari/ekor dan
minggu ke-4 (umur 22-29 hari) 91 gram/hari/ekor. Jadi jumlah pakan yang
dibutuhkan tiap ekor sampai pada umur 4 minggu sebesar 1.520 gram.
b.
Kwalitas dan kwantitas pakan fase finisher adalah sebagai berikut:
-Kwalitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein
18,1-21,2%; lemak 2,5%; serat kasar 4,5%; kalsium (Ca) 1%; Phospor (P) 0,7-0,9%
dan energi (ME) 2900-3400 Kcal.
-Kwantitas pakan terbagi/digolongkan dalam empat golongan umur
yaitu:
minggu
ke-5 (umur 30-36 hari) 111 gram/hari/ekor;
minggu
ke-6 (umut 37-43 hari) 129 gram/hari/ekor;
minggu
ke-7 (umur 44-50 hari) 146 gram/hari/ekor dan
minggu
ke-8 (umur 51-57 hari) 161 gram/hari/ekor.
Jadi
total jumlah pakan per ekor pada umur 30-57 hari adalah 3.829 gram.
Pemberian
minum disesuaikan dangan umur ayam, dalam hal ini dikelompokkan dalam 2 (dua)
fase yaitu:
a. Fase starter (umur 1-29 hari) kebutuhan air minum terbagi lagi
pada masing-masing minggu, yaitu :
minggu
ke-1 (1-7 hari) 1,8 lliter/hari/100 ekor;
minggu ke-2
(8-14 hari) 3,1 liter/hari/100 ekor;
minggu
ke-3 (15-21 hari) 4,5 liter/hari/100 ekor dan
minggu
ke-4 (22-29 hari) 7,7 liter/hari/ekor.
Jadi
jumlah air minum yang dibutuhkan sampai umur 4 minggu adalah sebanyak 122,6
liter/100 ekor. Pemberian air minum pada hari pertama hendaknya diberi tambahan
gula dan obat anti stress kedalam air minumnya. Banyaknya gula yang diberikan
adalah 50 gram/liter air.
b. Fase finisher (umur 30-57 hari), terkelompok dalam
masing-masing minggu yaitu :
minggu
ke-5 (30-36 hari) 9,5 lliter/hari/100 ekor;
minggu
ke-6 (37-43 hari) 10,9 liter/hari/100 ekor;
minggu
ke-7 (44-50 hari) 12,7 liter/hari/100 ekor dan
minggu
ke-8 (51-57 hari) 14,1 liter/hari/ekor.
Jadi total
air minum 30-57 hari sebanyak 333,4 liter/hari/ekor.
3) Pemberian
Vaksinasi dan Obat
Vaksinasi
merupakan salah satu cara pengendalian penyakit virus yang menulardengan cara menciptakan
kekebalan tubuh. Pemberiannya secara teratur sangat penting untuk mencegah
penyakit. Vaksin dibagi menjadi 2 macam yaitu:
1. Vaksin aktif adalah vaksin mengandung virus hidup. Kekebalan
yang ditimbulkan lebih lama daripada dengan vaksin inaktif/pasif.
2. Vaksin inaktif, adalah vaksin yang mengandung virus yang telah
dilemahkan/dimatikan tanpa merubah struktur antigenic, hingga mampu membentuk
zat kebal. Kekebalan yang ditimbulkan lebih pendek, keuntungannya disuntikan
pada ayam yang diduga sakit.
Macam-macam
vaksin:
a) Vaksin
NCD vrus Lasota buatan
Drh Kuryna
b) Vaksin
NCD virus Komarov buatan
Drh Kuryna (vaksin inaktif)
c) Vaksin
NCD HB-1/Pestos.
d) Vaksin
Cacar/pox, virus Diftose.
e) Vaksin
anti RCD Vaksin Lyomarex untuk
Marek.
Persyaratan
dalam vaksinasi adalah:
a) Ayam
yang divaksinasi harus sehat.
b) Dosis
dan kemasan vaksin harus tepat.
c)
Sterilisasi alat-alat.
4)
Pemeliharaan Kandang
Agar
bangunan kandang dapat berguna secara efektif, maka bangunan kandang perlu
dipelihara secara baik yaitu kandang selalu dibersihkan dan dijaga/dicek
apabila ada bagian yang rusak supaya segera disulam/diperbaiki kembali. Dengan
demikian daya guna kandang bisa maksimal tanpa mengurangi persyaratan kandang
bagi ternak yang dipelihara.
7. HAMA DAN PENYAKIT
7.1.
Penyakit karena Bakteri
1) Berak
putih (pullorum)
Menyerang
ayam kampung dengan angka kematian yang tinggi. Penyebab: Salmonella pullorum. Pengendalian: diobati
dengan antibiotika
2) Foel
typhoid
Sasaran
yang disering adalah ayam muda/remaja dan dewasa. Penyebab: Salmonella gallinarum. Gejala: ayam
mengeluarkan tinja yang berwarna hijau kekuningan. Pengendalian: dengan
antibiotika/preparat sulfa.
3)
Parathyphoid
Menyerang
ayam dibawah umur satu bulan. Penyebab: bakteri dari genus
Salmonella. Pengendalian: dengan preparat sulfa/obat sejenisnya.
4) Kolera
Penyakit
ini jarang menyerang anak ayam atau ayam remaja tetapi selain menyerang ayam
menyerang kalkun dan burung merpati. Penyebab: pasteurella multocida. Gejala: pada
serangan yang serius pial ayam (gelambir dibawah paruh) akan membesar. Pengendalian: dengan
antibiotika (Tetrasiklin/Streptomisin).
5) Pilek
ayam (Coryza)
Menyerang
semua umur ayam dan terutama menyerang anak ayam. Penyebab: makhluk
intermediet antara bakteri dan virus. Gejala: ayam
yang terserang menunjukkan tanda-tanda seperti orang pilek. Pengendalian: dapat
disembuhkan dengan antibiotia/preparat sulfa.
6) CRD
CRD
adalah penyakit pada ayam yang populer di Indonesia. Menyerang anak ayam dan
ayam remaja. Pengendalian: dilakukan dengan antibiotika (Spiramisin dan Tilosin).
7)
Infeksi synovitis
Penyakit
ini sering menyerang ayam muda terutama ayam broiler dan kalkun. Penyebab: bakteri
dari genus Mycoplasma. Pengendalian: dengan antibiotika.
7.2.Penyakit
karena Virus
1) Newcastle
disease (ND)
ND adalah
penyakit oleh virus yang populer di peternak ayam Indonesia. Pada awalnya
penyakit ditemukan tahun 1926 di daerah Priangan. Penemuan tersebut tidak
tersebar luas ke seluruh dunia. Kemudian di Eropa, penyakit ini ditemukan lagi
dan diberitakan ke seluruh dunia. Akhirnya penyakit ini disebut Newcastle
disease.
2)
Infeksi bronchitis
Infeksi
bronchitis menyerang semua umur ayam. Pada dewasa penyakit ini menurunkan
produksi telur. Penyakit ini merupakan penyakit pernafasan yang serius untuk
anak ayam dan ayam remaja. Tingkat kematian ayam dewasa adalah rendah, tapi
pada anak ayam mencapai 40%. Bila menyerang ayam petelur menyebabkan telur
lembek, kulit telur tidak normal, putih telur encer dan kuning telur mudah
berpindah tempat (kuning telur yang normal selalu ada ditengah). Tidak ada
pengobatan untuk penyakit ini tetapi dapat dicegah dengan vaksinasi.
3)
Infeksi laryngotracheitis
Infeksi
laryngotracheitis merupakan penyakit pernapasan yang serius terjadi pada
unggas. Penyebab: virus yang diindetifikasikan dengan Tarpeia avium. Virus ini di luar mudah dibunuh dengan
desinfektan, misalnya karbol. Pengendalian: (1)
belum ada obat untuk mengatasi penyakit ini; (2) pencegahan dilakukan dengan
vaksinasi dan sanitasi yang ketat.
4) Cacar
ayam (Fowl pox)
Gejala: tubuh ayam
bagian jengger yang terserang akan bercak-bercak cacar. Penyebab: virus Borreliota avium. Pengendalian: dengan
vaksinasi.
5) Marek
Penyakit
ini menjadi populer sejak tahun 1980-an hingga kini menyerang bangsa unggas,
akibat serangannya menyebabkan kematian ayam hingga 50%. Pengendalian: dengan
vaksinasi.
6)
Gumboro
Penyakit
ini ditemukan tahun 1962 oleh Cosgrove di daerah Delmarva Amerika Serikat.
Penyakit ini menyerang bursa fabrisius, khususnya menyerang anak ayam umur 3-6
minggu.
7.3.Penyakit
karena Jamur dan Toksin
Penyakit
ini karena ada jamur atau sejenisnya yang merusak makanan. Hasil perusakan ini
mengeluarkan zak racun yang kemudian di makan ayam. Ada pula pengolahan bahan
yang menyebabkan asam amino berubah menjadi zat beracun. Beberapa penyakit ini
adalah :
1) Muntah
darah hitam (Gizzerosin)
Ciri
kerusakan total pada gizzard ayam. Penyebab: adalah
racun dalam tepung ikan tetapi tidak semua tepung ikan menimbulkan penyakit
ini. Timbul penyakit ini akibat pemanasan bahan makanan yang menguraikan asam
amino hingg menjadi racun. Pengendalian: belum
ada.
2) Racun
dari bungkil kacang
Minyak
yang tinggi dalam bungkil kelapa dan bungkil kacang merangsang pertumbuhan
jamur dari grup Aspergillus. Untuk menghindari keracunan bungkil kacang maka
dalam rancung tidak digunakan antioksidan atau bungkil kacang dan bungkil
kelapa yang mengandung kadar lemak tinggi.
7.4.
Penyakit karena Parasit
1) Cacing
Karena
penyakit cacing jarang ditemukan di peternakan yang bersih dan terpelihara
baik. Tetapi peternakan yang kotor banyak siput air dan minuman kotor maka
mungkin ayam terserang cacingan. Ciri serangan cacingan adalah tubuhnya kurus,
bulunya kusam, produksi telur merosot dan kurang aktif.
2) Kutu
Banyak
menyerang ayam di peternakan Indonesia. Dari luar kutu tidak terlihat tapi bila
bulu ayam disibak akan terlihat kutunya. Tanda fisik ayam terserang ayam akan
gelisah. Kutu umum terdapat di kandang yang tidak terkena sinar matahari
langsung maka sisi samping kandang diarahkan melintang dari Timur ke Barat.
Penggunaan semprotan kutu sama dengan cara penyemprotan nyamuk. Penyemprotan
ini tidak boleh mengenai tangan dan mata secara langsung dan penyemprotan dilakukan
malam hari sehingga pelaksanaannya lebih mudah karena ayam tidak aktif.
7.5.
Penyakit karena Protozoa
Penyakit
ini berasal dari protozoa (trichomoniasis, Hexamitiasis dan Blachead), penyakit ini dimasukkan ke
golongan parasit tetapi sebenarnya berbeda. Penyakit ini jarang menyerang ayam
lingkungan peternakan dijaga kebersihan dari alang-alang dan genangan air.
8. PANEN
8.1.Hasil
Utama
Hasil
utama dari budidaya ayam petelur adalah berupa telur yang diahsilkan oelh ayam.
Sebaiknya telur dipanen 3 kali dalam sehari. Hal ini bertujuan agar kerusakan
isi tlur yang disebabkan oleh virus dapat terhindar/terkurangi. Pengambilan
pertama pada pagi hari antara pukul 10.00-11.00; pengambilan kedua pukul 13.00-14.00;
pengambilan ketiga (terakhir)sambil mengecek seluruh kandang dilakukan pada
pukul 15.00-16.00.
8.2.Hasil
Tambahan
Hasil
tambahan yang dapat dinukmati dari hasil budidaya ayam petelur adalah daging
dari ayam yang telah tua (afkir) dan kotoran yang dapat dijual untuk dijadikan
pupuk kandang.
8.3.Pengumpulan
Telur
yang telah dihasilkan diambil dan diletakkan di atas egg tray (nampan telur). Dalam pengambilan dan pengumpulan telur, petugas
pengambil harus langsung memisahkan antara telur yang normal dengan yang
abnormal. Telur normal adalah telur yang oval, bersih dan kulitnya mulus serta
beratnya 57,6 gram dengan volume sebesar 63 cc. Telur yang abnormal misalnya
telurnya kecil atau terlalu besar, kulitnya retak atau keriting, bentuknya
lonjong.
8.4.Pembersihan
Setelah
telur dikumpulkan, selanjutnya telur yang kotor karena terkena litter atau
tinja ayam dibershkan. Telur yang terkena litter dapat dibersihkan dengan
amplas besi yang halus, dicuci secara khusus atau dengan cairan pembersih.
Biasanya pembersihan dilakukan untuk telur tetas.
9. GAMBARAN PELUANG AGRIBISNIS
Dewasa
ini kebutuhan telur dalam negeri terus meningkat sejalan dengan peningkatan
pola hidup manusia dalam meningkatkan kebutuhan akan protein hewani yang
berasal dari telur. Selain itu juga adanya program pemerintah dalam
meningkatkan gizi masyarakat terutama anak-anak. Kebutuhan akan telur yang
terus meningkat tidak diimbangi dengan produksi telur yang besar sehingga
terjadilah kekurangan persediaan telur yang mengakibatkan harga telur mahal.
Dengan
melihat kondisi tersebut budidaya ayam petelur dapat memberikan keuntungan yang
menjanjikan bila di kelola secara intensif dan terpadu.
10. DAFTAR PUSTAKA
1) Muhammad Rasyaf, Dr.,Ir. Beternak Ayam Pedaging. Penerbit
Penebar Swadaya (anggota IKAPI) Jakarta.
2) Cahyono, Bambang,
Ir.1995. Cara Meningkatkan Budidaya Ayam Ras Pedaging (Broiler). Penerbit
Pustaka Nusatama Yogyakarta.
Download BUDIDAYA AYAM PETELUR (PDF file)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
- Semua file yang dishare di blog ini adalah 100% graaaattiiiss
- Tidak ada link adfly
- Tidak ada google adshense
- Tidak ada uang sepeserpun yang akan mengalir kekantong pribadi "Admin"
- Tujuan utama pembuatan blog ini adalah murni untuk media pembelajaran
- Jika ada kritik atau saran saya persilahkan anda untuk mengungkapkannya
. dikolom komentar !!